Me & My Wifes

Me & My Wifes
In Church

Jessica & My Mom

Foto saya
Freddy Nababan No.19

Selasa, 18 Maret 2008

Motivasi Bisnis

Saya baru saja selesai membaca buku berjudul "Perjalanan panjang usaha
NYONYA MENEER".

Buku itu bercerita tentang sejarah pendirian PT nyonya meneer oleh
nyonya meneer sendiri, konflik konflik besar yang bersifat internal dan
kisah dari dari DR. Saerang selaku cucu dari nyonya meneer (Lauw ping
nio) serta juga direktur utama dari PT NYONYA MENEER hingga saat buku
itu dituliskan.

Cerita itu dimulai dari kisah sebelum kelahiran nyonya meneer, lalu
cerita tentang kisah hidup nyonya meneer dalam membangun kerajaan bisnis
nya yang justru dimulai semenjak meninggalnya suami ke dua.

Dikarenakan cintanya akan bidang yang ditekuni, kegigihan, disiplin,
visi dan dukungan total dari anak anak beliau, usaha itu berkembang dari
suatu usaha yang bersifat rumahan dan tradisional menjadi usaha yang
sangat terpandang di Indonesia dan mempekerjakan ribuan pegawai.

Semua anak anak beliau yaitu Nonnie, Hans, Lucy, Marie (dari suami
pertama) dan Hans pangemanan (dari suami kedua) mampu memperlihatkan
kontribusi luarbiasa terhadap kemajuan usaha keluarga tersebut. Masing
masing anak memperlihatkan peranan yang significant, hingga sulit lagi
untuk bisa secara persis berkata anak yang satu lebih berjasa dari pada
anak yang lain.

Sampai pada tahap ini, banyak pelajaran yang bisa di ambil, dimana
dukungan total yang diberikan pihak keluarga dan kecintaan akan profesi
merupakan faktor faktor dominan keberhasilan beliau.

Pada tanggal 23 april 1978, seorang besar ini akhirnya menghembuskan
napasnya yang terakhir kali dan kemudian beralihlah tongkat estafet
kepemimpinan PT.nyonya meneer ke generasi kedua.

Konflik pertama dalam organisasi ini dimulai pada tahun 1985, dipicu
oleh perebutan kekuasaan dan upaya upaya untuk meningkatkan peranan
didalam mesin organisasi. Konflik ini berlangsung sangat panas, diliput
oleh banyak media sehingga tidak kurang sudomo selalu menteri tenaga
kerja ikut terlibat saat itu sebagai penengah. Konflik itu berjalan
selama kurang lebih setahun, melibatkan proses pengadilan dalam agenda
saling menuntut dan akhirnya diselesaikan dengan cara pelepasan saham
oleh 2 anak nyonya meneer beserta keluarga mereka yaitu lucy saerang dan
marie kalalo.

Prahara kedua berlangsung antara desember 1989 - 1994 antara keluarga
Hans pengemanan disatu sisi dengan keluarga Nonie saerang bergabung
dengan Charles saerang (cucu nyonya meneer dari anak laki laki nya yang
bernama Hans) disisi yang berbeda.

Ini termasuk prahara yang paling panjang dan paling melelahkan diantara
keturunan wanita besar yang bernama nyonya meneer.

Melibatkan kekerasan dalam perebutan ruang direksi, keputusan pengadilan
sampai di tingkat MA, liputan luas media massa skala nasional, juga
keterlibatan petinggi daerah dan nasional dalam upaya nya memediasi
perselisihan ini.

Bahkan pada saat konflik itu, Charles saerang sempat tinggal di Amerika
selama beberapa waktu karena alasan adanya upaya pembunuhan melalui
tembakan yang menghancurkan kaca belakang mobilnya

Konflik ini akhirnya selesai secara damai dengan disepakatinya pelepasan
saham oleh keluarga Hans pangemanan terhadap keluarga Nonie saerang dan
Charles saerang.

Pada situasi dimana komposisi saham bernilai seimbang yaitu 50% bagi
keluarga nonie saerang dan 50% keluarga Charles saerang, ternyata
konflik belum berhenti sampai di titik itu.

Masih juga dipicu oleh perebutan kekuasaan, pada tahun 1995 - 2000,
akhirnya keluarga Nonie Saerang harus berhadapan dengan keponakannya
sendiri yaitu keluarga Charles Saerang.

Perselisihan yang sempat diwarnai oleh peng-rusak-an nama baik masing
masing pihak dengan menggunakan kekuatan media massa, kedua keluarga
yang berseteru ini akhirnya melibatkan juga pihak pengacara dan
pengadilan dalam agenda saling menuntut dan menjatuhkan.

Bahkan Paul Saerang yang merupakan anggota keluarga dari Nonie Saerang
(generasi ke 3 dari nyonya meneer), sempat merasakan bui selama seminggu
akibat tindakan yang dianggap salah, yaitu mencemarkan nama baik.

Salah satu hal penting yang terjadi selama prahara ke tiga dalam
keturunan salah satu wanita besar Indonesia ini, yaitu mulai
dilibatkannya issue issue dan fitnah mengenai keterlibatan satu pihak
terhadap komunisme, tapi akhirnya issue ini mereda dengan sendirinya
setelah dilakukan penyelidikan mendalam oleh pihak berwenang dan tidak
ditemukannya bukti signifikan, selain dari pemalsuan tanda tangan untuk
keperluan fitnah tersebut.

Setelah pertarungan yang melelahkan, akhirnya pihak keluarga besar Nonie
saerang memutuskan untuk mengalah dan memilih untuk melepaskan saham
yang dimilikinya kepada keluarga Charles Saerang yang merupakan
keponakan pada tanggal 27 oktober 2000.

Pada hari ini, kepemilikan saham dari PT nyonya meneer, dimilki secara
penuh oleh Charles saerang dan keluarga nya.

Dan semenjak itu, Charles saerang bisa berkonsentrasi penuh tanpa di
ganggu oleh prahara prahara internal dengan level yang serupa, maka
pertumbuhannnya seolah tidak bisa dihentikan oleh siapapun.

Pada saat membaca cerita ini, pertanyaan saya hanya satu: Apa perasaan
sang wanita besar Indonesia itu bila beliau masih hidup, dan menyaksikan
usaha yang dirintisnya yang saya percaya dicita citakan nya sebagai
warisan berharga bagi keturunan keturunan nya tapi justru akhirnya
menjadi akar dari perselisihan antar keluarga?

Saya percaya, nyonya meneer telah sangat berhasil dalam menemukan teknik
tingkat tinggi dalam menciptakan lapisan generasi generasi kuat, tahan
banting, kompetitif, bersifat unggul dan berharga seperti pahlawan
perang dibanding dengan kebanyakan dari kita, hanya saja maafkan kalau
saya dianggap menghakimi, dan dengan tidak mencoba menyederhanan
kompleksnya permasalahan di dalam keluarga nyonya meneer kedalam satu
kesimpulan yang bersifat umum dan dangkal, saya berpendapat ada yang
salah dalam penanaman nilai nilai mendasar mengenai penting nya hubungan
dan ikatan keluarga antara satu dengan yang lain.

Saya membayangkan ini, karena kebetulan mami saya juga berjuang dalam
bidang usaha kecil dan cita cita terjauh beliau sama, yaitu berharap
melalui usaha yang dirintisnya itu, keluarga kami bisa terpelihara
sampai ke generasi generasi berikutnya.

Sementara usaha saya sendiri, dirintis oleh saya dan adik adik saya,
dimana peranan mereka sangat signifikan dalam bertumbuhnya bisnis kami
sampai pada titik ini. Dari garasi rumah di Tg priok sampai dengan Tuhan
ijinkan untuk memilki beberapa kantor di Jakarta (Kelapa g! ading, m ega
mall, kuningan dan pasar baru), luar daerah dan Melbourne.

Jadi pada dasarnya, ini bukanlah konflik yang bukan tidak mungkin
terjadi pada kami maupun para pembaca lainnya dimasa mendatang.

Pada saat umur saya 19 (10 tahun lalu), begitu saya memulai usaha
pertama saya, doa utama saya kepada Tuhan ialah agar diberi kesempatan
usaha yang saya mulai bisa diijinkan menjadi besar dan mampu
meninggalkan jejak kaki yang dalam di dunia bisnis.

Tapi pada saat membaca kisah ini, saya langsung minta ampun pada Tuhan
kalau saya berpendapat doa saya selama ini salah. Saya berdoa ulang
bahwa pada level apapun tingkatan bisnis saya, saya akan selalu mengucap
syukur bila itu selalu akan membawa kebaikan bagi keluarga besar kami di
masa mendatang yaitu di generasi kedua, ketiga, kelima, ke sepuluh dan
seterusnya.

Untuk saya, kalau memang untuk menjadi besar itu berarti harus membuang
ikatan persaudaraan dan saling menyikut satu dengan yang lain agar salah
satu garis keturunan lebih unggul dibanding keturunan yang lain, maka
biarlah kami hanya hidup oleh kasih karunia Tuhan saja tapi bisa
menikmati persaudaraan yang saling mendukung dan menopang dan biarlah
garis keturunan kami bisa saling menolong dan mengandalkan satu dengan
yang lain bila ada dari mereka yang berkesusahan atau ditimpa masalah.

Saya berpendapat, itulah seharusnya salah satu tujuan terbesar dari
semua upaya pendirian bisnis yang telah kami rintis.

Saya akan memandang, antara usaha/bisnis yang Tuhan percayakan ini dalam
hubungannya terhadap keluarga ialah untuk bisa memberi kesempatan kepada
keturunan keturunan kami media belajar yang memadai dan untuk
mengembangkan kapasitas diri mereka semua secara maksimal dalam mencapai
tujuan-tujuan terbesar mereka masing masing yaitu hadir ke dunia untuk
membawa berkat bagi sekeliling.

Saya berdoa setulus tulus nya agar keluarga dan keturunan keturunan dari
nyonya meneer, dapat pulih seperti sedia kala dalam hubungan mereka satu
dengan yang lain dan mereka akan bisa bertumbuh makin besar dalam bisnis
mereka, menjadi berkat bagi banyak sekali orang dengan tetap mendasarkan
semuanya pada KASIH yang sejati.

Sebagai penutup, ada baiknya kita merenungkan satu pepatah kungfu;

Apalah gunanya pedang paling tajam didunia, bila tanpa disertai gagang
yang memadai. Ia hanya akan melukai pemiliknya.

Wishnu Iriyanto

Baca juga artikel motivasi lainnya hanya di :

http://www.beranieg agal.com

Salam Sukses,

M. Rian Rahardi

# BeraniBisnis. Com <http://www.beranibi snis.com/ ?id=inaya>

# KeuanganPribadi. Com <http://www.keuangan pribadi.com/ ?id=misterryan>

Tidak ada komentar: