Me & My Wifes

Me & My Wifes
In Church

Jessica & My Mom

Foto saya
Freddy Nababan No.19

Sabtu, 22 Maret 2008

Buatlah

Janganlah Menjual Apa yang Kamu Bisa Buat,
Tapi Buatlah Apa yang Bisa Kamu Jual

Di falsafah bisni ini tergantung arti yang sangat dalam sekali. Menurut saya pribadi dalam bebisnis ada tiga tingkatan pebisnis, yaitu:

1. Pebisnis yang masih menjual apa yang bisa buat.

Disini bila kita lihat sekeliling ada banyak sekali contoh teman2 pengusaha / pebisnis yang kayak begini, mereka yang tipe begini belum terlalu melek marketing. Pokoke aku bisa buat barang / produk / jasa yang paling bagus, laku nggak nya terserah Pangeran Yang Diatas.

Mereka biasanya hanya membuka bisnis, menjual, terus...... hanya begitu thok, tanpa memikirkan "bagaimana caranya barang dia bisa laku banyak?" "Bagaimana caranya dagangan nya bisa lebih dikenal calon pelanggan?" dsb.

Mereka bisanya hanya mengandalkan "pokoke yang ta jual itu barang yang paling bagus/enak/baik dll (menurut dia) pasti palng laku". DAn bahkan mungkin lebih parah, mereka berpikir "Pokoknya aku menjual apa yang bisa aku buat, laku ato nggak ya tinggal berdoa aja banyak2".

Tipe ini biasanya mempunyai kecenderungan malas atau belum sadar dalam hal mencari ilmu untuk ngembangin usaha mereka, kadang-kadang juga kalo omzet dan keuntungannya sudah lumayan, ya udah, yang penting bisa menghidupi keluarga. Gak pernah ada ide atau kepikiran untuk menyiihkan profit mereka beberapa persen untuk ngembangin bisnis, at least untuk nambah ilmu seperti beli buku2 bisnis, ngikutin seminar2 imu bisnis dll.

Ciri meeka yang lain adalah biasanya bisnisnya dimulai udah lama (lebih dari 5 tahun sampai puluhan tahun) tapi dari dulu awal sampai sekarang bisnisnya itu2 aja, otletnya gak nambah, penghasilan real nya (kalo dihitung dengan tingkat inflasi) tetep aja.

Saya punya 2 contoh menarik di tipe pengusaha ini.

Istri saya sangat suka makan nasi goreng jawa di pojok perempatan bratang surabaya
Yang jual adalah bapak2 tua di temanai ma istrinya yang juga sudah tua (kalo masih muda ntar dikira istri mudanya dong ma orang2 hehhehehe)
Saya sempat iseng2 tanya ke ibu itu, "Mulai kapan jual kayak begini?" dia menjawab sejak tahun 1978, yang dia jual ya kayak gini2 aja.

What????????
Umur dia jualan nasi goreng jawa nya sama dong sama umur saya.......

Kasihan banget lah...... Masak 30 tahun gak ada progress ma sekali?

Coba dia seorang Hendi Setyono Baba Rafi, pasti dalam 30 tahun nasi goreng jawanya sudah buka outlet diseluruh dunia.

Ada juga contoh kasus.
Di perbatasan perumahan Sidosermo Indah dan kampung nya Sidosermo ada orang jualan mie ayam enak banget nama nya Mie Ayam Mitra.

Kalo kita makan disana pasti antri, enak banget rasanya. Dengan harga yang murah dan rasa enak sudah banyak langganan nya dari orang2 yang tinggal di sekitar daerah situ, anak2 SMA dan SMP, bahkan orang kantoran (padahal disana bukan daerah perkantoran)

Saya kenal dekat dengan ownernya yang bernama Pak Taufik, menurut beliau omzetnya sudah termasuk lumayan besar untuk kaki lima, lokasi tidak pada jalan ramai yaitu Rp 750 rb / hari.

Tapi yang sangat disayangkan adalah dari saya SMP kelas 1 sampai sekarang tempatnya ya gitu2 aja, bisnisnya gak berkembang. Dia belum punya pemikiran untuk invest/menabung untuk memperbesar bisnisnya.

Siapa yang salah dari kedua kasus diatas?


2. Pebisnis yang Membuat / Berusaha memperoleh Apa yang Bisa Dijual

Pebisnis ini levelnya sudah lebih tingi lagi dari pada yang sebelumnya, minimal dia sudah belajar marketing, dengan bisa mengetahui barang / produk apa yang bisa laku dijual.

Mereka juga sudah mempelajari apa yang dibutuhkan konsumen di daerah tertentu, apa yang dilakukan agar produknya bisa laku terjua.

Kemampuan menjual produk2nya tergantung semakin tinggi ilmu yang mereka pelajari. Semakin tinggi yang mereka pelajari semakin sukses lah mereka.

Banyak contoh2 dari pengusaha ini, mereka akan terus berusaha untuk mengembangkan bisnis nya agar makin banyak pundi2 uang yang mereka peroleh.


3. Pebisnis yang Mempunyai Vision yang Menembus ke Depan dari Masa nya

Pebisnis tipe ini jumlahnya paling sedikit tapi efek dari bisnis nya menimbulkan efek yang sangat besar untuk seluruh orang dari masa ke masa.

Pebisnis dalam kelompok ini mampu melihat suatu peluang yang tidak dapat dilihat semua orang. Mereka tetap optimis dengan keputusannya meskipun banyak yang mencibir, mereka memunyai visi ke masa depan dan kadang-kadang ada yang menganggap mereka dapat meramalkan masa depan.

Mereka adalah seorang pioner, pencetus ide yang pada masa awal mereka membangun bisnis banyak mereka di ejek sebagai orang gila.

Tapi dari semua yang mereka terima pada awal bisnis nya seperti ejekan, cacian, rintangan dari mana2, kerja keras yang lebih berat dalam membuka jalan bisnisnya, karena di masa awal bisnis tersebut masih belum banyak orang yang memakai / membeli produk nya sehingga kondisi cash flow dan yang lain berkali-kali lipat lebih berat dari pada pebisnis yang usaha / produk nya yang sudah jelas keberadaan nya pada masa itu.

Contoh nya:

Bill Gates yang impian nya dahulu waktu pertama kali membuka microsoft adalah di setiap rumah minimal disana terdapat 1 PC.

Pada saat itu, banyak yang mencibir, tidak lah mungkin hal itu terjadi, buat apa gunanya PC ada di setiap rumah? Dia bisa membalikkan opini orang banyak disaat itu sekarang. Kita bisa lihat sekarang begitu suksesnya dia sekarang dengan berbagai pesaing yang mencoba meng copy ide nya dulu yang banyak orang mencibirnya.

Contoh yang lain:

Ingat contoh jaman dahulu Pak Tirto yang di cap menjadi orang gila karena memasarka air minum dalam kemasan yang harga satu liter nya lebih mahal dari harga satu liter bensin.

Dengan usaha tanpa lelahnya untuk tetap bertahan dengan visi dan pemikirannya. Usaha yang dikeluarkan pastilah berkali-kali lipat lebih berat sebagai seorang inovator dan pioner. Banyak orang yang mencibirnya sampai dia mampu membuktikan menjadi orang nomer satu di bidangnya dengan brand Aqua.

Sekarang!!!
Banyak banget yang mencoba meniru cara pandang yang pada jaman dulu selalu dicibir dengan membuat air minum dalam kemasan juga dengan brand, warna, tag line kemasa yang berbeda-beda.

Kesimpulannya adalah:

Menjadi seorang inovator, pioner beban beratnya lebih berkali-kali lipat dalam mengatasi segala hambatan, but it's worthy enough bila dilihat dari kesuksesan yang mereka raih.
Hasil yang didapat berkali-kali lipat jauh sekali besarnya dari pada pebisnis lainnya yaitu yang bertipe ke 2 apalagi yang pertama.

Mereka yang mempunyai some kind of vision like that yang akan mengontrol dunia.

Bangsa Indonesia ini membutuhkan orang2 seperti mereka, not just only some kind of imitators yang membuat me too bisnis.

Kadang2 banyak dari kita sering melecehkan orang yang berpikiran berbeda, mereka yang sering melecehkan orang yang berpikiran berbeda tersebut akan mulai berhenti mencela bila orang tersebut menjadi sukses gara-gara cara berpikir yang berbeda itu.

Bangsa ini banyak sekali orang yang suka berpikir me too, mengikut atau mengekor, tidak lebih menghargai sesuatu perbedaan.

Beda banget dengan yang terjadi di luar negeri yang lebih menghargai orang atau bahkan anak2 mereka yang mempunyai pemikiran yang berbeda. Sampai dijadikan acara TV sendiri yang Sukses ratingnya untuk orang-orang yang mempunyai pikiran berbeda tsb.

Sebenarnya ada sebuah tehnik yang bisa membikin kita menjadi seorang inovator bisnis, ada step - step nya.
Kapan2 akan saya sharing kan.

Kenapa Bintang Ada di Waktu Malam bukan Siang?

Beberapa teman2 saya terutama yang masih ikut dengan orang (bukan seorang pengusaha) mengatakan pada saya: "Kok berani kamu menjadi pengusaha di masa2 sulit ini? Gak lebih bijaksana kalau kerja di perusahaan aja?"

Saya dengan cepatnya bisa menjawab pertanyaan nya setelah mengingat kata2 dari pendiri Honda atau Toyota ini (saya masih belum ingat yang mana) " Kenapa Bintang Ada (kelihatan) diwaktu malam tidak di waktu siang?"

Apa artinya?

Ini adalah filosofi hidup dan bisnis yang juga merupakan motivasi kuat yang artinya:

Orang-orang besar dan sukses (bisa juga diasumsikan bisnis-bisnis besar) hanya lahir dan ditempa oleh masa-masa sulit (bintang2 terlihatnya pada malam hari). Karena dengan masa-masa sulit ini mereka benar-benar ditempa untuk bisa survive.

Bila dimasa sulit ini mereka bisa tetap hidup dan bertahan apalagi sukses, bagaimana lebih suksesnya bila keadaan Indonesia ini semakin baik.

Tidak ada orang besar dan sukses yang lahir atau hanya ditempa pada masa-masa yang serba mudah (tidak ada bintang yang kelihatan pada siang hari).

Jadi untuk teman-teman pengusaha yang sekarang terkena berbagai masalah dikarenakan kondisi bangsa ini semakin susah.
Bersabarlah

Karena dengan bersabar dan bertahan nya kita saat ini sangatlah besar nilai nya untuk menjadi lebih sukses dimasa mendatang.

Keep fighting guys.........

bye: RianoDwiPermana

Tidak ada komentar: