Me & My Wifes

Me & My Wifes
In Church

Jessica & My Mom

Foto saya
Freddy Nababan No.19

Kamis, 03 Juli 2008

Pengembangan Diri

Read This.

TALENTA EMAS

Lelaki berjanggut panjang keperakan itu memang memancarkan kewibawaan yang besar. Ia tampak duduk tenang dengan mata terpejam. Tangan kirinya terlihat menggenggam sebuah tongkat kayu bersisik berwarna coklat kehitaman.
Dihadapan lelaki berjubah putih itu, sekumpulan orang-orang yang membentuk setengah lingkaran, duduk berkeliling. Mereka semua tampak menundukkan kepala.

GURU, Sang Guru nan bijaksana, pengajar para raja dan pejabat istana, kembali mengumpulkan murid-muridnya. Tetapi tidak seperti hari-hari yang lain, dimana mereka biasa berkumpul di pinggir sungai, bukit atau pelataran istana. Hari ini mereka berkumpul dekat sebuah kandang ternak. Tidak ada seorang pun yang tahu rencana hati Sang Guru. Diantara lenguhan dan bau ternak, Guru dan murid itu, terdiam dengan penuh hikmat.
Perlahan-lahan Sang Guru mengangkat tangannya.

Satu keping TALENTA EMAS tampak di terjepit diantara ibu jari dan telunjuk beliau. Benda itu terlihat semakin berkilau ditimpa cahaya matahari. Para murid bergumam tidak mengerti. "Anak-anak ku", Sang Guru pun mulai bersabda, "Siapakah dari antara kalian yang menginginkan benda ini, jika aku memberikannya? ". Kini semua mata memandang kearah ujung jari Sang Guru. Sekeping talenta emas. Nilainya setara dengan bayaran seratus hari kerja orang upahan. Sama sekali bukan jumlah yang sedikit. Serta merta belasan orang itu mengangkat tangannya. "Saya guru…saya guru …!!", seru mereka.

Sesaat Sang Guru tersenyum mengelus janggut nya. "Hanya orang yang telah kehilangan akal sehatnya yang akan menolak pemberian satu keping Talenta Emas ini", lanjutnya sambil menurunkan tangan. Kemudian tangan kiri Sang Guru bergerak mengambil sebuah mangkuk kecil didepannya. Cairan kermizi yang berwarna merah pekat tampak mengisi separuh mangkuk itu. Perlahan-lahan keping emas itu dicelupkannya ke dalam mangkuk, hingga beberapa saat. "Masihkah kalian menginginkan benda ini ?", tanya Sang Guru sambil kembali mengacungkan keping emas yang telah berubah warna itu. "Tentu, Guru !", jawab para murid serempak.

Sang Guru memandangi kepingan berwarna merah pekat di tangan nya, tiba-tiba ia membuang keping emas itu kepermukaan tanah sepelempar batu jauhnya. Beberapa muridnya terlihat menggeser tempat duduknya menjauh. "Kau !", tunjuk sang guru ke arah salah satu muridnya,"Tampillah ke muka". Orang yang ditunjuk segera menaati perintah gurunya. "Ludahi keping emas itu !", perintah Sang Guru. Murid itu tampak ragu, ia memandang bergantian ke arah keping emas itu dan Guru-nya memastikan apa yang didengarnya. "Lakukan apa yang ku perintahkan" , kata Sang Guru sambil tersenyum.
Segera setelah muridnya meludahi keping emas itu, Sang Guru kembali bertanya, "Masihkah kalian menginginkan talenta itu ?". "Tentu saja Guru", kembali terdengar jawaban dari arah para murid.
"Jika demikian baiklah, kau bertiga ludahi lagi dan injak-injak keping emas itu !!", perintah Sang Guru. Ketiga orang itu pun melakukan persis seperti yang gurunya perintahkan. Sekarang keping emas itu telah berubah rupa. Permukaannya yang tadinya berkilau kini tak lebih merupakan benda kotor yang sangat menjijikkan.

Sang Guru berdiri, mengibaskan jubahnya, kemudian berjalan menghampiri keping emas itu. Sesaat ia memandangi benda itu, kemudian ikut meludahinya.
"Anak-anakku, lihatlah benda yang menjijikkan itu.", kata Sang Guru sambil memandangi wajah-wajah mereka,"Masihkah ada seseorang diantara kalian yang menginginkannya ?". Murid-murid saling berpandangan satu sama lain, beberapa diantara mereka tampak mengangguk-angguk. "Tentu Guru kami semua masih menginginkannya" , jawab mereka serempak.

Mendengar jawaban para murid, Sang Guru mengambil sebuah capit dari kayu. Ia memungut benda itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi.
"Kini dengarkanlah anak-anakku", Sang Guru pun bersabda,"kalian dan siapa pun akan tetap menginginkan keping emas itu, karena apapun keadaan yang mata kalian lihat, sekeping Talenta Emas, tetaplah sekeping Talenta Emas !".
Murid-muridnya terlihat saling berpandangan, sebagian dari mereka tampak mengangguk-angguk membenarkan perkataan Sang Guru.
"Serupa dengan keping talenta emas ini", Sang Guru melanjutkan, "Diri kalian pun, senista, secacat, sehina apapun, tetaplah mulia dan berharga. Kemiskinan, kecacatan, keadaan terkeji sekalipun tidaklah sanggup mengubah nilai seorang manusia. Manusia telah diciptakan demikian mulia"

Sang Guru memandangi murid-murid nya lekat-lekat, setelah itu ia berjalan ke arah kandang ternak yang berada tak jauh dari mereka. Murid-muridnya segera bangkit, mengikuti Guru mereka dari belakang. "Seperti apa yang ku janjikan kepada kalian.", kata Sang Guru sambil menoleh, "Aku akan memberikan keping Talenta Emas ini kepada siapa pun yang mengingingkannya. Ambilah !". Dengan satu gerakan, Sang Guru melemparkan keping emas itu ke dalam tumpukan kotoran ternak yang tampak menggunung. Segera saja keping Talenta Eemas itu membenam tak terlihat. Belum lagi Sang Guru menjauh dari tempat itu, murid-muridnya yang berjumlah belasan itu merangsek masuk ke dalam kandang.

Mereka saling mendorong, berdesakan, saling himpit. Tidak sedikit dari mereka yang terinjak-injak oleh temannya sendiri Beberapa orang malah terlihat bergulat diantara kotoran ternak. Yang lain terlihat saling tinju dan saling hantam. Bak dihajar angin puting beliung, serta merta kandang yang semula aman damai itu jadi begitu berantakan. Lembu, kambing, domba berlarian keluar. Pagar kayu dan dinding kandang rusak berat. Sesaat Sang Guru membiarkan kerusuhan itu terjadi, hingga ia merasa waktunya cukup.
"Hentikan !", seru Sang Guru dan perkelahian itu pun serta merta berhenti, "rupanya kalian belum juga mengerti. Barangsiapa bertelinga hendaklah mendengar ! Camkanlah apa yang ku katakan kepadamu hari ini dan belajarlah darinya."
Sang Guru segera menghampiri murid-muridnya yang berlumuran kotoran hewan, "Sang Khalik, Pencipta kita, mengerti benar betapa berharga diri kita, manusia-manusia ini. Begitu juga dengan iblis-iblis jahat penghuni kegelapan, mereka juga tahu persis betapa mulianya kita. Satu-satunya yang sering tidak mengerti akan tingginya harga itu adalah kita, manusia itu sendiri. Manusia sering tidak mengetahui betapa mulianya ia dicipta. Bahkan tidak jarang, karena kebodohannya, manusia menukar kemuliannya dengan sesuatu yang sama seklai tidak berharga. Jadi mulai saat ini, jangan biarkan apapun dan siapapun bahkan hidup ini mendustai kalian, dan membuat kalian tidak berharga. Karena kalian jauh lebih mulia dari ribuan keping TALENTA EMAS !!".

Selasa, 01 Juli 2008

bisnis3

Lanjutan

Bisnis2

Lanjutan

Bisnis

Anything about business.

Bisnis

Job Description

Job description merupakan panduan dari perusahaan kepada karyawannya dalam menjalankan tugas. Semakin jelas job description yang diberikan, maka semakin mudah bagi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan.

Job description juga dapat menjadi alat pengukur prestasi karyawan. Tugas, wewenang dan pola hubungan dapat menjadi parameter prestasi dari seorang karyawan. Dengan menetapkan parameter tersebut di awal masa kerja, maka semua pihak dapat menilai obyektivitas dari suatu keputusan manajemen tanpa takut ada faktor like and dislike.

Karyawan pun akan merasa nyaman memilki job description yang jelas. Ia akan mengetahui secara jelas area pekerjaan, tanggung jawab dan wewenangnya. Ia juga akan mengetahui dengan jelas garis koordinasinya, baik vertikal (atas dan bawah) mapun horizontal. Ia juga dapat mengetahui tugas-tugas tambahan yang diberikan kepadanya, sehingga dapat memperoleh bonus sesuai haknya.

Dengan job description yang jelas dan terukur, maka perusahaan dapat beroperasi secara teratur dan akan meningkatkan produktivitas setiap karyawannya. Dokumen Job description berlaku untuk semua karyawan, dari level tertinggi sampai level terendah. Berikut saya lampirkan contoh dokumen job description seorabg supervisor pada perusahaan pencucian mobil otomatis.

Pencatatan Harian Toko

Selain mempersiapkan barang, promosi dan sdm, sistem pencatatan administrasi merupakan komponen yang harus diperhatikan dalam operasional toko. Sistem ini dapat berfungsi untuk pencatatan, pengawasan dan dapat menjadi bahan analisa dan evaluasi untuk perkembangan toko di masa mendatang.

Dokumen-dokumen di bawah ini merupakan kebutuhan minimum yang harus disediakan apabila Anda ingin mengoperasikan sebuah toko sederhana. Dengan pencatatan yang sistematis dan beralur jelas akan memudahkan operasional karyawan dan memudahkan pengawasan.

Waktu layanan bagi konsumen akan singkat karena pencatatan lebih detail dapat dilakukan setelah jam operasional karyawan bersangkutan. Dokumen tersebut terdiri dari :

1. Petty cash renciliation

Merupakan pencatatan uang modal untuk perputaran usaha pada hari tersebut.

Contoh formatnya dapat dilihat pada file di bawah ini

petty-cash-reconciliation1

2. Kartu Stok Barang

Berguna untuk memonitor posisi stok suatu jenis barang setiap hari.

Contoh formatnya dapat dilihat pada file di bawah ini

kartu-stock-barang

3. Catatan Penjualan Harian

Merupakan rekapitulasi transaksi berdasarkan nota penjualan.

Contoh formatnya dapat dilihat pada file dibawah ini

catatan-penjualan-harian

4. Laporan Arus Kas Harian

Merupakan laporan perubahan kas per hari.

Contoh formatnya dapat dilihat pada file di bawah ini

laporan-arus-kas-harian2

5. Sistem Pengkodean Barang

Merupakan pengaturan kode barang, sehingga proses stok dan rekapitulasi

dapat cepat dilakukan.

Contoh formatnya dapat dilihat di bawah ini

sistem-pengkodean-barang

6. Alur Pencatatan Kasir

Merupakan alur kerja pencatatan yang dilakukan oleh kasir.

Detil dapat dilihat pada file di bawah ini

sistem-pembukuan-sederhana

7. Alur Pelayanan Konsumen

Merupakan tahapan pelayanan terhadap konsumen dan pencatatan transaksi

yang terjadi.

Detil dapat dilihat pada file dibawah ini

sistem-operasional-pelayanan-konsumen-penyimpanan-dana