Me & My Wifes

Me & My Wifes
In Church

Jessica & My Mom

Foto saya
Freddy Nababan No.19

Minggu, 09 Maret 2008

Jangan Sombong

Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat.
Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke
sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa
yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang
dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat
untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal
sendiri-sendiri berseberangan di sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan.
Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan
buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat
tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan
untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal
yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita
yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal.

Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada
apa-apanya. Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah,
pakaian, dan makanan.Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang
diminta hadir untuknya.

Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa.
Akhirnya,lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya
dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal
tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya
naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu.
Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi
lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima
berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari
langit menggema, “Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di
sisi lain pulau ini?” “Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya
doakulah yang dikabulkan,” jawab lelaki ke satu ini. “Doa lelaki temanku
itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas mendapatkan apa-apa.”
“Kau salah!” suara itu membentak membahana. “Tahukah kau bahwa rekanmu
itu hanya memiliki satu doa.

Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan
apa-apa.”

“Katakan padaku,” tanya lelaki ke satu itu.

“Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang
atas semua ini padanya?”

Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!”

Kesombongan macam apakah yang membuat kita merasa lebih baik dari yang
lain? Sadarilah betapa banyak orang yang telah mengorbankan segala
sesuatu demi keberhasilan kita. Tak selayaknya kita mengabaikan peran
orang lain, dan janganlah menilai seseorang atau sesuatu hanya dari
“yang terlihat” saja.

Tidak ada komentar: